Tentang MAGENTA

Kementerian BUMN dan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) bersinergi dengan seluruh BUMN di Indonesia untuk dapat memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa dan fresh graduate baik lulusan dalam negeri maupun luar negeri.

Selengkapnya

Seleksi dan Penerimaan

Cara Melihat Status Pendaftaran
Kembali
PT Bio Farma (Persero) banner
PT Bio Farma (Persero) logo PT Bio Farma (Persero)
Industri Kesehatan
Jalan Pasteur Nomor 28
Jumlah Lowongan: 14
4.88 8 Ulasan

Deskripsi Perusahaan

Visi:

Menjadi Perusahaan Lifescience Kelas Dunia yang Berdaya Saing Global

Misi:

Menyediakan dan Mengembangkan Produk Lifescience Berstandar Internasional untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Bidang Usaha:

Farmasi

Tentang Perusahaan

PT Bio Farma (Persero) logo
Bio Farma

PT Bio Farma (Persero)

Industri Kesehatan

PT Bio Farma (Persero)
Magang Umum

staf

PT Bio Farma (Persero)
Kota Bandung

1 Posisi Magang 12 Pelamar

Durasi magang
17 Jun - 17 Sep 2024 (3 bulan)
Penutupan lamaran
14 Juni 2024
Pengumuman lolos magang
16 Juni 2024

Onsite
Bersertifikat
4,9
PT Bio Farma (Persero)
Magang Umum

staf

PT Bio Farma (Persero)
Kota Bandung

1 Posisi Magang 17 Pelamar

Durasi magang
17 Jun - 17 Agt 2024 (2 bulan)
Penutupan lamaran
14 Juni 2024
Pengumuman lolos magang
16 Juni 2024

Onsite
Bersertifikat
4,9
PT Bio Farma (Persero)
Magang Umum

staff

PT Bio Farma (Persero)
Kota Bandung

2 Posisi Magang 22 Pelamar

Durasi magang
6 Mei - 31 Mei 2024 (0 bulan)
Penutupan lamaran
3 Mei 2024
Pengumuman lolos magang
5 Mei 2024

Onsite
Bersertifikat
4,9
PT Bio Farma (Persero)
Magang Umum

staff

PT Bio Farma (Persero)
Kota Bandung

3 Posisi Magang 3 Pelamar

Durasi magang
2 Sep - 30 Nov 2024 (2 bulan)
Penutupan lamaran
30 Agustus 2024
Pengumuman lolos magang
1 September 2024

Onsite
Bersertifikat
4,9
PT Bio Farma (Persero)
Magang Umum

Magang Manajemen Transformasi Korporasi

PT Bio Farma (Persero)
Kota Adm. Jakarta Pusat

2 Posisi Magang 139 Pelamar

Durasi magang
13 Mei - 12 Agt 2024 (3 bulan)
Penutupan lamaran
3 Mei 2024
Pengumuman lolos magang
6 Mei 2024

Onsite
Bersertifikat
4,9
PT Bio Farma (Persero)

staf

PT Bio Farma (Persero)
Kota Bandung

1 Posisi Magang 12 Pelamar

Magang Umum

Bersertifikat

Kamu akan mendapatkan sertifikat yang dijamin oleh Kementerian BUMN


Kerja dari Kantor

Kegiatan ini akan dilaksanakan di kantor penugasan Anda melamar


Pendidikan

Jenjang pendidikan: S1.
Jurusan: Semua Jurusan.
IPK minimal: 2.0.


Tanggal penting

Durasi : 17 Jun - 17 Sep 2024 (3 bulan)
Penutupan lamaran : 14 Juni 2024
Pengumuman lolos seleksi : 16 Juni 2024
Daftar Magang

Rincian Lowongan

Staf Departemen Data Solution


Tentang Perusahaan

Bio Farma

PT Bio Farma (Persero)

Ulasan Perusahaan


4.88
8 Ulasan
5
87.5%
4
12.5%
3
0%
2
0%
1
0%

Ulasan Pemagang


Nawal

Nawal

PT Bio Farma (Persero) • Staf Divisi Layanan Human Capital
28 Juli 2023

Menyenangkan, Belajar banyak hal baru
Syshiva Aprilla Pucy

Syshiva Aprilla Pucy

PT Bio Farma (Persero) • Staf Sekretaris Perusahaan & Hubungan Investor
28 Juli 2023

Pengalaman 6 magang di Biofarma Sangat sangat menambah wawasan langsung di dunia kerja khusus bagian Corporate Communication, banyak pekerjaan yang bisa langsung turut saya ikuti baik acara formal. Mematangkan kembali kemampuan yang saya miliki
Lulu Aulia Rahmah

Lulu Aulia Rahmah

PT Bio Farma (Persero) • Staff Bidang Produksi Vaksin Bakteri / Vaksin Virus
28 Juli 2023

Saya sangat senang dapat memiliki kesempatan magang di PT Biofarma karena disini saya mempelajari banyak hal mengenai dunia kerja khususnya di industri farmasi. Saya harap akan terus ada magang seperti ini karena ini menjadi pengalaman berharga bagi kami para mahasiswa.
Taopik Hidayat

Taopik Hidayat

PT Bio Farma (Persero) • Staff Bidang Teknologi Informasi
28 Juli 2023

Keren
Hiendra Kurniawan

Hiendra Kurniawan

PT Bio Farma (Persero) • Staff Bidang K3 & Lingkungan
28 Juli 2023

Kebetulan sedang off-season (jadwal kegiatan yang padat sesuai RAB sudah dilakukan sebelumnya), jadi hanya relatif sedikit yang bisa dilakukan. Laporan Magang di Divisi HSE PT Bio Farma Arranged on 22th of April 2023, I. Pendahuluan Saya melakukan magang di PT Bio Farma di Divisi Health, Safety, and Environment (HSE) pada periode 27 Februari 2023 hingga 27 April 2023 sebagai bagian dari program magang dari FHCI Kementerian BUMN. Tujuan magang ini adalah untuk memperluas pengetahuan saya tentang manajemen keselamatan, kesehatan, dan lingkungan di perusahaan, serta untuk memperoleh pengalaman praktis di bidang HSE, serta memberikan added value terhadap divisi HSE. II. Deskripsi Perusahaan PT Bio Farma adalah perusahaan farmasi dan bioteknologi terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1890 dan berbasis di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi vaksin, serum, dan produk farmasi lainnya untuk kebutuhan dalam negeri dan internasional. III. Kegiatan Magang Selama magang, saya bekerja di Departemen HSE dan melakukan beberapa tugas berikut: 1. Memahami kebijakan dan standar keselamatan, kesehatan, dan lingkungan di PT Bio Farma. 2. Membantu membuat program keselamatan dan kesehatan kerja untuk karyawan perusahaan. 3. Mengenalkan ChatGPT kepada senior yang merasa ChatGPT tidak relevan 4. Menguji relevansi ISO 450001 k3l, beserta implikasi dan cara memonitoringnya. 5. Menelisik 4 IPAL dan level ambang batas baku mutu air yang ada. 6. Memvaluasikan GRK/karbon yang ada dari 3 mesin, kemudian menguranginya dengan tutupan lahan untuk menimbang neraca keberlanjutannya. 7. Mengikuti inspeksi lingkungan dan keselamatan di area produksi, termasuk pengumpulan data dan pengamatan. 8. Membantu tahapan pencaharian journal yang tepat target 9. Membantu tim HSE dalam penyusunan laporan kinerja HSE dan analisis risiko. 10. Mengikuti pelatihan HSE dan membantu dalam penyusunan materi pelatihan.IV. Hasil dan Pembahasan Selama magang, saya memperoleh banyak pengetahuan baru tentang manajemen keselamatan, kesehatan, dan lingkungan di perusahaan. Saya belajar tentang kebijakan dan standar HSE yang diterapkan di perusahaan serta cara-cara untuk mengevaluasi risiko dan lingkungan. Saya juga memperoleh pengalaman praktis dalam melakukan inspeksi lingkungan dan keselamatan di area produksi dan belajar bagaimana membuat program keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif. V. Kesimpulan Magang di PT Bio Farma di Divisi HSE memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi saya. Saya memperoleh banyak pengetahuan baru tentang manajemen keselamatan, kesehatan, dan lingkungan di perusahaan farmasi dan belajar bagaimana membuat program keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif. Saya berterima kasih kepada tim HSE PT Bio Farma yang telah membimbing dan memberikan pengalaman yang luar biasa selama magang saya. Saya berharap pengalaman ini akan membantu saya membangun karir di bidang HSE di masa depan. Catatan kaki: Berikut lampiran tugas yang diamanatkan Ketua Divisi HSE, journal dan quote ahli perihal global pircing, sustainability business, carbon offset, dan nilai ekonomi karbon pada dunia industri bioteknologi khususnya vaksin Urgensi Sekaligus Potensi ‘Carbon Trading’ Kementrian BUMN bersama Kementrian PPN/BAPPENAS sedang gencar-gencarnya mengupayakan ekosistem perdagangan karbon di perusahaan-perusahaan BUMN yang akan mengikat di 2025 Carbon trading atau perdagangan karbon adalah suatu sistem yang memungkinkan perusahaan atau negara yang menghasilkan emisi gas rumah kaca untuk membeli dan menjual kredit karbon dalam rangka mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca secara global. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai carbon trading: 1. Menurut Badan PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), carbon trading dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Dalam pandangan UNFCCC, carbon trading dapat membantu mengalihkan investasi ke teknologi yang lebih bersih dan lebih efisien serta mempromosikan inovasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. 2. Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa carbon trading dapat menjadi instrumen yang efektif dalam memotivasi perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dalam pandangan mereka, carbon trading memberikan insentif finansial bagi perusahaan yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi teknologi. 3. ‘Carbon Trading’ merupakan SDGs (Tujuan bersama dunia), terutama nomor SGDs nomor 13 yang tertuang dalam Paris Agreement (2015), dimana mitigasi dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi energi di semua sektor dapat menguntungkan nilai-nilai yang tak terlihat di masa yang akan datang. Menurut Kozwezka (2019) pula perlu ada iniasiasi top-down dari para stokeholder untuk memulai suatu mekanisme keberlanjutan. 4. Menurut WHO, carbon trading dapat menjadi salah satu alat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, namun perlu dipertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. WHO menyatakan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca harus dilakukan secara berkelanjutan dan harus memperhitungkan dampaknya terhadap kesehatan. WHO juga menekankan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kesehatan, termasuk pengurangan emisi dari transportasi dan energi di fasilitas kesehatan. Selain itu, WHO menyoroti pentingnya mengintegrasikan isu kesehatan dalam kebijakan dan program pengurangan emisi gas rumah kaca, seperti mempromosikan transportasi berkelanjutan dan mendorong penggunaan energi terbarukan di sektor kesehatan. Secara keseluruhan, WHO berpendapat bahwa carbon trading dapat menjadi alat yang efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, namun perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhitungkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. WHO juga menekankan pentingnya memperkuat upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kesehatan dan mengintegrasikan isu kesehatan dalam kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca secara keseluruhan. 5. Namun, ada juga ahli ekonomi yang mengkritik carbon trading karena dinilai kurang efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Mereka berpendapat bahwa carbon trading tidak memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dari emisi gas rumah kaca, serta dapat memberikan insentif bagi perusahaan untuk memindahkan polusi mereka ke negara-negara berkembang dengan regulasi yang lebih lemah. 6. Menurut kelompok lingkungan seperti Greenpeace, carbon trading tidak akan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dan justru dapat memberikan pengaruh negatif pada lingkungan. Mereka berpendapat bahwa carbon trading hanya memberikan alasan bagi perusahaan untuk melanjutkan polusi mereka dan mendorong spekulasi di pasar kredit karbon.   1. "The EU emissions trading system has worked beyond expectations, providing a strong incentive for the power sector to cut its carbon emissions and investing billions in new low-carbon technology." - Connie Hedegaard, European Commissioner for Climate Action (2013). 2. "Carbon markets can play a significant role in reducing emissions, and by 2020 the value of the carbon market is expected to reach $1 trillion." - Christiana Figueres, Executive Secretary of the United Nations Framework Convention on Climate Change (2014). 3. "Carbon trading is one of the most effective ways to reduce greenhouse gas emissions and combat climate change. The market-based approach provides incentives for companies to invest in low-carbon technologies and create new economic opportunities." - Todd Stern, US Special Envoy for Climate Change (2015). 4. "Carbon trading can be a powerful tool to incentivize emissions reductions, but it must be designed carefully to avoid unintended consequences and ensure environmental integrity." - Michael Lazarus, Senior Scientist and Director of the Stockholm Environment Institute's US Center (2018). 5. "Carbon markets offer significant potential to drive emissions reductions and provide an effective means of achieving climate targets. However, it is important to address issues such as transparency, environmental integrity, and access for developing countries." - Teresa Ribera, Spain's Minister for the Ecological Transition and the Demographic Challenge (2020). 6. “Ideally, carbon trading can help drive the global shift to a low-carbon, climate-resilient future. However, it must be coupled with strong climate policies and measures to ensure emissions reductions are real and permanent." - World Health Organization (2020) 7. Carbon trading provides a market-based solution to efficiently manage and reduce greenhouse gas emissions, creating economic incentives for individuals and organizations to strive towards a low-carbon future." - Christiana Figueres, former Executive Secretary of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) (2014). 8. "Carbon trading is an important tool for reducing emissions and spurring innovation, but it needs to be designed carefully to ensure that it delivers real emissions reductions and protects vulnerable communities." - Mark Carney, Governor of the Bank of England (2015). 9. "Carbon trading can help to drive emissions reductions, but it needs to be part of a broader policy framework that includes measures like carbon pricing, regulation, and investment in low-carbon technologies." - Halldór Thorgeirsson, Senior Director for Climate, Energy and Disaster Risk Reduction at the United Nations Framework Convention on Climate Change (2016). 10. "Carbon trading can play an important role in decarbonizing the economy, but it must be designed in a way that ensures environmental integrity and benefits all stakeholders, including indigenous peoples and local communities." - Mary Robinson, former President of Ireland and Chair of The Elders (2018). 11. "Carbon markets can help to drive emissions reductions and mobilize finance for low-carbon development, but they must be transparent, accountable, and aligned with the Paris Agreement goals." - Inger Andersen, Executive Director of the United Nations Environment Programme (2019). 12. "Carbon trading can be a powerful tool for reducing emissions and stimulating economic growth, but it needs to be supported by strong policies and regulations that ensure the integrity of the market and protect against environmental and social risks." - Fatih Birol, Executive Director of the International Energy Agency (2020). 13. "Carbon trading is a critical tool in the fight against climate change, but it must be designed to address issues of equity and fairness, and ensure that vulnerable communities are not disproportionately impacted." - Patricia Espinosa, Executive Secretary of the United Nations Framework Convention on Climate Change (2021). 14. "Carbon trading can help to accelerate the transition to a low-carbon economy, but it must be part of a broader suite of policies that drive emissions reductions, including carbon pricing, regulation, and investment in clean energy and infrastructure." - Tim Dixon, Managing Director of energy and climate advisory firm Catalyze (2021). 15. "Carbon trading can provide economic incentives for emissions reductions, but it is not a silver bullet. We need strong policies and regulations that address the root causes of climate change and promote sustainable development." - Achim Steiner, Administrator of the United Nations Development Programme (2022). 16. "Carbon trading can drive emissions reductions and support sustainable development, but it needs to be implemented in a way that is transparent, accountable, and aligned with the principles of environmental integrity and social equity." - Teresa Ribera, Spain's Minister for the Ecological Transition and the Demographic Challenge (2022). 17. "Carbon trading has the potential to unlock significant private investment in emissions reductions, but it needs to be supported by strong government policies that promote a level playing field and ensure that the market operates in the public interest." - Nathaniel Keohane, Senior Vice President for Climate at the Environmental Defense Fund (2022). 18. "Carbon trading can help to create economic incentives for reducing emissions and investing in low-carbon technologies, but it must be designed in a way that is transparent, equitable, and aligned with the principles of environmental integrity." - Rachel Kyte, Dean of The Fletcher School at Tufts University and former Special Representative of the UN Secretary-General for Sustainable Energy for All (2022). 19. "Carbon trading can be a powerful tool for driving emissions reductions, but it must be accompanied by strong policies and regulations that address the root causes of climate change and promote a just and equitable transition to a low-carbon economy." - Nick Robins, Professor of Sustainable Finance at the Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment (2022). 20. "Carbon trading can play a role in reducing emissions and mobilizing finance for sustainable development, but it needs to be part of a broader suite of policies that address the social and environmental challenges of climate change." - Laurence Tubiana, CEO of the European Climate Foundation and former French Climate Ambassador (2022). 21. "Carbon trading can help to create a level playing field for emissions reductions and promote innovation, but it needs to be designed in a way that ensures environmental integrity, protects vulnerable communities, and promotes sustainable development." - Maarten van der Berge, Executive Director of the Carbon Markets & Innovation Network (2022). 22. "Carbon trading can be an effective way to drive emissions reductions, but it must be accompanied by strong policies that promote a just and equitable transition to a low-carbon economy, particularly for those most vulnerable to the impacts of climate change." - Jennifer Morgan, Executive Director of Greenpeace International (2022). Teori keilmuan: 1. Teori carbon trading menurut Suzi Kerr pada tahun 2003 2. Teori carbon trading menurut Richard Sandor pada tahun 1992 3. Teori carbon trading menurut Dales, Hotelling dan Coase sejak tahun 1960-an. Carbon trading atau perdagangan karbon adalah sebuah sistem perdagangan yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), yaitu dengan membeli dan menjual izin emisi karbon. Hal ini merupakan salah satu upaya dari negara-negara di seluruh dunia dalam mengatasi perubahan iklim. Berikut ini adalah beberapa teori terkini terkait dengan carbon trading: 1. Teori Ekonomi: Carbon trading merupakan sebuah pasar dengan penawaran dan permintaan seperti halnya pasar barang dan jasa lainnya. Prinsipnya adalah harga karbon akan meningkat seiring dengan peningkatan permintaan, dan sebaliknya harga karbon akan turun seiring dengan penurunan permintaan. 2. Teori Sosiologi: Carbon trading dipandang sebagai sebuah inovasi sosial dalam upaya mengurangi emisi GRK. Dalam pandangan sosiologi, para pelaku carbon trading dianggap sebagai aktor-aktor sosial yang memainkan peran penting dalam perubahan sosial. 3. Teori Lingkungan: Carbon trading dipandang sebagai salah satu upaya untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dan mengurangi emisi dari sumber energi fosil. Dalam teori lingkungan, carbon trading dianggap sebagai sebuah strategi untuk mempercepat transisi ke sistem energi berkelanjutan. 4. Teori Politik: Carbon trading dipandang sebagai sebuah instrumen kebijakan publik yang dapat digunakan oleh negara-negara dalam mempromosikan kebijakan lingkungan yang lebih baik. Dalam teori politik, carbon trading dianggap sebagai sebuah upaya yang dapat menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan lingkungan. 5. Teori Hukum: Carbon trading dipandang sebagai sebuah bentuk peraturan hukum yang memberikan izin atau kuota atas emisi yang dapat dihasilkan oleh suatu usaha. Dalam teori hukum, carbon trading dianggap sebagai sebuah sistem peraturan yang dapat memonitor, mengukur, dan mengontrol emisi GRK. Carbon trading adalah praktik perdagangan emisi karbon yang memungkinkan perusahaan atau negara untuk membeli dan menjual hak untuk menghasilkan emisi karbon. Dalam sistem perdagangan karbon, emisi karbon diukur dalam satuan yang disebut kredit karbon, dan perusahaan dapat membeli kredit karbon dari perusahaan lain atau membeli kredit karbon yang dihasilkan dari proyek yang mengurangi emisi. Berikut adalah beberapa teori penting yang berkaitan dengan carbon trading beserta tahunnya: 1. Teori Pasar Karbon (Carbon Market Theory) - Tahun 1990-an Teori Pasar Karbon mengasumsikan bahwa perdagangan karbon dapat menciptakan pasar yang efisien dan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan. Teori ini diterapkan dalam Protokol Kyoto pada tahun 1997. 2. Teori Karbon Virtual (Virtual Carbon Theory) - Tahun 2000-an Teori Karbon Virtual mengasumsikan bahwa perdagangan karbon dapat membantu negara-negara yang lebih miskin untuk mengurangi emisi karbon dan memperoleh pendanaan dari negara-negara maju. Teori ini diterapkan dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism - CDM) pada tahun 2005. 3. Teori Penyesuaian Karbon (Carbon Adjustment Theory) - Tahun 2010-an Teori Penyesuaian Karbon mengasumsikan bahwa perdagangan karbon dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi kekhawatiran tentang daya saing industri dan mempromosikan inovasi teknologi rendah karbon. Teori ini diterapkan dalam Rencana Aksi Energi Bersih Uni Eropa pada tahun 2010. 4. Teori Integritas Karbon (Carbon Integrity Theory) - Tahun 2020-an Teori Integritas Karbon mengasumsikan bahwa perdagangan karbon harus mencakup semua sektor dan menghindari kebocoran karbon dan ketidakadilan sosial. Teori ini sedang dalam tahap pengembangan dan diterapkan dalam inisiatif seperti Kemitraan Keanekaragaman Hayati dan Karbon (Biodiversity and Carbon Initiative).   Pasar karbon adalah sebuah mekanisme pasar yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengatur perdagangan izin emisi antara perusahaan atau negara yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dengan perusahaan atau negara yang telah mencapai target pengurangan emisi. Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang pasar karbon: 1. Nicholas Stern, seorang ekonom terkenal dan mantan kepala Komisi Ekonomi Perubahan Iklim Inggris, berpendapat bahwa pasar karbon adalah alat yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, namun perlu dikelola dengan baik dan transparan. Stern menekankan pentingnya penetapan harga karbon yang cukup tinggi agar perusahaan dan negara merasa terdorong untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan investasi dalam energi bersih. 2. Christiana Figueres, mantan kepala Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan bahwa pasar karbon harus diintegrasikan dengan kebijakan pengurangan emisi yang lebih luas, seperti pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi. Figueres juga menyoroti pentingnya inklusi masyarakat dalam pengembangan pasar karbon dan perhatian terhadap dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul dari implementasi pasar karbon. 3. Daniel Rosen, seorang ahli ekonomi di Peterson Institute for International Economics, berpendapat bahwa pasar karbon dapat menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan memberikan insentif bagi perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, Rosen juga menyoroti bahwa pasar karbon tidak dapat menjadi satu-satunya solusi dan perlu dikombinasikan dengan kebijakan pengurangan emisi lainnya. 4. Ellie Pinheiro, seorang peneliti di London School of Economics and Political Science, menunjukkan bahwa pasar karbon dapat memainkan peran penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di negara berkembang seperti Brasil dan India. Pinheiro menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung dan pengembangan teknologi yang lebih bersih dan efisien dalam mendukung pengembangan pasar karbon di negara-negara tersebut. Secara umum, ahli-ahli tersebut berpendapat bahwa pasar karbon dapat menjadi alat yang efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, namun perlu dikelola dengan baik dan diintegrasikan dengan kebijakan pengurangan emisi yang lebih luas. Penting juga untuk memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul dari implementasi pasar karbon. Journal/Paper terkini perihal pasar karbon Berikut ini adalah beberapa jurnal terbaru yang membahas tentang pasar karbon: 1. "Carbon Trading in China: A review of progress and prospects" oleh Liu, Y., Zhang, X., & Wang, Y. (2022) - Jurnal ini membahas tentang perkembangan pasar karbon di China, termasuk tantangan dan prospeknya. Penulis menyoroti pentingnya memperkuat sistem regulasi dan transparansi pasar karbon di China, serta mengembangkan mekanisme pemeriksaan independen untuk memastikan kepatuhan dan integritas pasar. 2. "Pricing carbon: The role of carbon pricing in achieving net-zero emissions" oleh Rao, N.D., Minx, J.C., Kansal, A., et al. (2022) - Jurnal ini membahas tentang pentingnya penetapan harga karbon yang cukup tinggi sebagai salah satu solusi dalam mencapai target emisi net-zero. Penulis juga menyoroti perlunya koordinasi global dan kebijakan fiskal yang tepat untuk mendukung pengembangan pasar karbon. 3. "Exploring the challenges and opportunities of voluntary carbon markets" oleh Abid, M., Winkler, H., & Arora-Jonsson, S. (2021) - Jurnal ini membahas tentang pasar karbon sukarela sebagai alternatif atau pelengkap dari pasar karbon yang diatur oleh pemerintah. Penulis menyoroti tantangan dalam mengembangkan pasar karbon sukarela, termasuk masalah integritas, transparansi, dan akuntabilitas, serta memberikan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. 4. "Carbon trading and sustainable finance: A review of the literature" oleh Yang, B., Li, S., & Wang, S. (2021) - Jurnal ini membahas tentang hubungan antara pasar karbon dan keuangan berkelanjutan, termasuk tren dan inovasi terbaru dalam pengembangan pasar karbon yang berkelanjutan. Penulis menyoroti pentingnya peran keuangan dalam mendukung pengembangan pasar karbon dan mencapai tujuan pengurangan emisi yang lebih ambisius. Secara keseluruhan, jurnal-jurnal tersebut menyoroti pentingnya pasar karbon sebagai alat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan perubahan iklim yang lebih ambisius. Tantangan dan masalah yang dihadapi dalam pengembangan pasar karbon juga diperhatikan dan diupayakan untuk dicari solusi yang tepat. https://essd.copernicus.org/articles/11/1309/2019/essd-11-1309-2019.pdf Pasar Karbon di Industri Farmasi Pasar karbon di industri farmasi masih tergolong baru, namun beberapa perusahaan farmasi besar telah memulai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan terlibat dalam program perdagangan emisi karbon. Sebagai contoh, perusahaan farmasi multinasional GlaxoSmithKline (GSK) telah memperkenalkan target net-zero emisi pada tahun 2050, dan berencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada semua operasinya, termasuk rantai pasokan. GSK juga telah mengembangkan program pengurangan karbon internal yang mencakup investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan. Novartis, perusahaan farmasi multinasional lainnya, juga telah mengumumkan target net-zero emisi pada tahun 2050 dan mengambil berbagai tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk penggunaan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi. Beberapa program perdagangan emisi karbon juga telah diluncurkan di industri farmasi. Sebagai contoh, program Karbon Farmasi, yang dikembangkan oleh Perusahaan Konsultan Berkelanjutan (SCC) di Inggris, memungkinkan perusahaan farmasi untuk menghitung dan memperkirakan emisi gas rumah kaca mereka, dan menawarkan opsi untuk membeli kredit karbon untuk mengkompensasi emisi tersebut. Namun, terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan pasar karbon di industri farmasi, termasuk kompleksitas rantai pasokan dan kebutuhan akan kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan pengurangan emisi yang ambisius. Oleh karena itu, perusahaan farmasi perlu berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan pasar karbon yang efektif dan berkelanjutan. Posisi pasar Karbon untuk Industri Bio-Farmasi seperti Biofarma Pasar karbon memiliki potensi yang signifikan bagi perusahaan biofarmasi untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya global dalam mencapai tujuan pengurangan emisi. Sebagai contoh, perusahaan biofarmasi dapat memanfaatkan pasar karbon untuk membeli kredit karbon dari proyek-proyek yang memerangi perubahan iklim, seperti proyek pengembangan energi terbarukan atau proyek pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor pertanian. Selain itu, perusahaan biofarmasi juga dapat memanfaatkan pasar karbon untuk menjual kredit karbon yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan internal mereka yang mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti penggunaan energi terbarukan atau peningkatan efisiensi energi. Namun, seperti halnya dalam industri farmasi umumnya, ada beberapa tantangan dalam mengembangkan pasar karbon bagi perusahaan biofarmasi. Tantangan tersebut meliputi kompleksitas proses produksi dan pengelolaan limbah, serta kerumitan dalam memperkirakan emisi gas rumah kaca dari kegiatan-kegiatan internal. Oleh karena itu, perusahaan biofarmasi perlu memperhatikan beberapa hal, seperti mengukur dan memperkirakan emisi gas rumah kaca dengan cermat, berinvestasi dalam teknologi dan inisiatif pengurangan emisi, serta berkomitmen untuk mencapai tujuan pengurangan emisi jangka panjang. Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, perusahaan biofarmasi dapat memanfaatkan pasar karbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka dan juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan secara keseluruhan. Pasar Karbon di Indonesia Journal: Berikut adalah salah satu contoh jurnal yang membahas pasar karbon di Indonesia: Judul jurnal: "Prospects and Challenges of Carbon Trading in Indonesia" Penulis: Yustinus Yudo Prasetyo Publikasi: Journal of Sustainable Development Law and Policy, Volume 6, Nomor 1, 2015 Ringkasan: Jurnal ini membahas prospek dan tantangan pasar karbon di Indonesia. Pasar karbon di Indonesia mulai berkembang sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2007. Namun, pasar karbon di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca, birokrasi yang rumit dalam penerapan kebijakan pengurangan emisi, dan kurangnya infrastruktur pendukung. Penulis jurnal menunjukkan bahwa pasar karbon dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendapatkan sumber pendapatan baru. Namun, untuk berhasil, pasar karbon di Indonesia harus memperhatikan beberapa faktor, seperti peningkatan kesadaran masyarakat, penerapan kebijakan pengurangan emisi yang efektif, dan investasi dalam infrastruktur pendukung. Penulis jurnal juga menyoroti pentingnya kerjasama internasional dalam pengembangan pasar karbon di Indonesia. Kerjasama dengan negara-negara maju dapat membantu Indonesia memperoleh teknologi yang lebih bersih dan efisien dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, serta meningkatkan kepercayaan investor dalam pasar karbon Indonesia. Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa pasar karbon dapat menjadi alat yang efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia, namun perlu adanya upaya yang lebih besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat infrastruktur pendukung. Selain itu, kerjasama internasional juga penting untuk mendukung pengembangan pasar karbon di Indonesia. Beberapa orasi ilmiah perihal pasar karbon di kampus penulis: https://greenindonesia.co/2023/03/dr-a-faroby-falatehan-geliat-bisnis-barang-tak-kasat-mata/?amp=1--Jika awam berjual-beli di pasar, barangnya nyata. Namun kini, geliat dahsyat tengah terjadi di pasar barang yang 'tak kasat mata'; Perdagangan karbon. https://greenindonesia.co/2022/12/dr-meti-ekayani-tumbuhkan-green-market-untuk-pasar-karbon-%ef%bf%bc/?amp=1--Nilainya pun menggiurkan. Bisa dikatakan inilah peluang bisnis dibalik ancaman perubahan iklim yang menakutkan. Hutan di pelosok sekalipun tak layak lagi dicemooh sbg 'tempat jin buang anak' ...tanpa ditebang pun devisa/dolar bisa didapat dari belantara rimba, yakni lewat perdagangan karbon Catatan Kaki: data diatas didapat dengam menggunakan tools ChatGPT Hiendra, 28 Maret 2023
Nadia Putri Chania

Nadia Putri Chania

PT Bio Farma (Persero) • Staff Bidang Pengawasan Mutu (QA) & Pengujian Mutu (QC)
17 Agustus 2023

Menyenangkan, tempat pembelajaran dan upgrading terbaik
Balqis Khairunnisa Gunawan

Balqis Khairunnisa Gunawan

PT Bio Farma (Persero) • Staff Bidang Human Capital
1 September 2023

Saya mendapatkan banyak hal selama magang di Bio Farma. Saya belajar mempraktikan ilmu-ilmu yang saya dapatkan di dunia perkuliahan selama di Bio Farma.
Resha Delliani

Resha Delliani

PT Bio Farma (Persero) • Staff Divisi TJSL
26 Oktober 2023

Pengalaman magang di divisi TJSL Bio Farma memberikan banyak pembelajaran juga pengalaman baru. Peserta magang terlibat aktif dalam seluruh kegiatan yang dilakukan divisi TJSL sehingga kegiatan yang dilakukan sangat variatif dan edukatif.